Senin, 17 Oktober 2011

Nikmatnya Kuda Tunggangan Umar…


Oleh Muhaimin Iqbal   
Selasa, 18 October 2011 06:53
Ada pelajaran dari Umar bin Khattab yang indah untuk diterapkan dalam mengelola emosi dan cara kita mensikapi segala sesuatu yang kita hadapi. Pelajaran tentang syukur dan syabar ini dituangkan dengan analogi yang mudah sekali dicerna melalui kalimat Umar : Jika sabar dan syukur itu adalah dua kuda tungganganmaka aku tidak peduli aku harus mengendarai yang mana”. Sikap yang selalu positif semacam ini-pun amat sangat berguna ketika kita mulai terjun di dunia usaha atau investasi dalam bentuk apapun.

Dalam mengamankan aset kita ke Dinar atau emas misalnya, pasti perasaan kita ikut bergejolak ketika harga emas berayun dari angka tertinggi ke angka terendah dan sebaliknya. Bagi yang orientasinya jangka pendek, bisa kecewa ketika harga turun drastis seperti hari-hari ini.

Namun bagi yang memahami trend jangka panjang, maka bisa jadi harga-harga rendah sekarang menjadi peluang tersendiri untuk lebih banyak mengamankan asetnya ke Dinar atau Emas mumpung daya beli Rupiah dan Dollar lagi perkasa.

Dalam investasi atau usaha sektor riil-pun demikian, tidak selamanya mulus. Guncangan-guncangan akan terjadi terutama justru di awal usaha ketika kita belum terlalu siap, oleh karenanya bagi pemula yang tidak tahan banting mayoritasnya akan berakhir di death valley.

Tetapi bagi para calon pengusaha sejati, justru death valley inilah kawah condro dimuko-nya. Bila dia berhasil melalui-nya sementara mayoritas orang tidak sabar untuk menempuhnya, maka hanya akan menyisakan sedikit saja pemain yang sungguh-sungguh mumpuni dibidang yang dipilihnya.

Saya ambil contoh nyata usaha sektor riil saya yang paling dalam dan lama death valley-nya yaitu peternakan kambing. Nampaknya sederhana hanya beternak kambing, orang-orang desapun mampu melakukannya dengan baik. Di atas kertas hitungannya juga begitu menarik, lantas apa masalahnya ?.

Ternyata ketika usaha peternakan kambing ini mau kita tingkatkan menjadi skala industry, segudang masalah itu datang silih berganti. Mulai dari masalah tenaga kerja yang kurang terampil, masalah kandang yang tidak ekonomis dan tidak tahan lama, masalah produksi susu yang tidak sesuai harapan, tingkat kematian yang tinggi, supply pakan yang tidak mencukupi dlsb-dlsb.

Mungkin karena segudang masalah ini pula sehingga industry perkambingan belum berkembang di negeri ini. Peternak yang pandai lumayan banyak, demikian pula para blantikdi pasar kambing juga jago-jago, tetapi secara keseluruhan industri kambing dan produk-produk turunannya nyaris belum muncul secara berarti di negeri ini.

Disinilah kuda Umar tersebut diatas menjadi begitu penting, dalam hal beternak kambing saya lagi menunggangi kuda sabar saat ini. Ternyata tidak kalah indahnya dengan kuda syukur yang pernah saya tunggangi di sektor-sektor bisnis yang lain.

Saya bayangkan saat ini saya sedang berada di punggung kuda sabar menelusuri lembah yang namanya death valley peternakan kambing, indahnya adalah karena lagi berada di lembah kini saya melihat hanya ada satu jalan, yaitu naik !. Satu demi satu masalah kita atasi, masalah tenaga kerja solved, masalah kandang solved secara par excellence, masalah kesehatan solved, masalah pakan belum solved namun  malah berpeluang untuk menjadi industry tersendiri dengan lahirnya solusi alfalfa.

Dan justru dari berbagai kesulitan dan masalah tersebut diatas kini kami bisa memformulasikan visi usaha sektor riil yang kami tuangkan dalam kalimat singkat “From Seed To Plate...”.  Mulai dari biji-biji yang kita tanam untuk menumbuhkan alfalfa, setelah tumbuh untuk memberi makanan bergizi bagi kambing-kambing kami, sebagian diambil susunya untuk produk-produk berbasis susu, sebagian anak-anak yang jantan dan betina yang apkir untuk menu kuliner berbasis kambing, dst.

Saya hanya berharap kuda sabar yang kini sedang saya tunggangi ini cukup kuat untuk mengantarkan saya naik ke bukit, dimana dia boleh istrirahat dan saya melanjutkan perjalanan dengan kuda yang lain, yaitu kuda syukur. Alhamdulillah keduanya nikmat untuk ditunggangi sebagaimana diungkapkan dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam nan indah “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusan baik baginya dan kebaikan ini tidak dimiliki oleh selain seorang mukmin. Apabila mendapat kesenangan ia bersyukur dan itulah yang terbaik untuknya. Dan apabila mendapat musibah ia bersabar dan itulah yang terbaik untuknya.” HR. Imam Muslim. Alhamdulillah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar